twitter  
Profil  

Selasa, 12 Januari 2016 | 18:01 wib
Hati-Hati Kejahatan Cyber 2016
 
Pada tahun ini, para ahli Kaspersky Lab menyatakan, Advanced Persistent Threats (APT) akan menghilang dan digantikan oleh ancaman serangan yang lebih berbahaya serta lebih sulit dideteksi dan ditelusuri asal muasal pelakunya.

Kata Juan Andres Guerrero-Saade, pakar keamanan senior di Tim Riset dan Analisis Global Kaspersky Lab dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Antara, Minggu (3/1/2015), para pengancam cyber ini berupaya meminimalkan biaya dengan memanfaatkan kembali malware yang tersedia secara komersial dan menjadi lebih mahir dalam menyembunyikan peralatan canggih, infrastruktur, serta identitas mereka agar jejak yang tertinggal di sistem terinfeksi tidak terlacak. Malware dikenal dalam bahasa awam sebagai 'pengacau' sistem komputer. Malware 'menginfeksi' sistem komputer melalui iklan online, email penipuan, flashdisk, dan sebagainya. Akibatnya, data-data penting bisa tercuri dengan mudah termasuk transaksi perbankan Anda. Malware juga dapat mengubah data (menghapus, menyembunyikan, dan mencuri), menghabiskan bandwith tanpa seijin pemilik komputer yang tentunya akan merugikan orang lain.

Para penjahat cyber juga akan lebih mengandalkan off-the-shelf malware untuk meminimalkan biaya yang harus mereka keluarkan.
  1. Berikut perkiraan tren kejahatan siber 2016 dari para ahli di Kaspersky Lab:
  2. APT menghilang, diganti ancaman yang lebih berbahaya dan sulit terdeteksi, dimana akan ada perubahan dramatis dalam struktur serta cara beroperasi dari APT.
  3. Tindak kejahatan melalui smartTV dan atau mesin pembuat kopi.
  4. Popularitas ransomware akan semakin meningkat dengan penggunaan Trojan perbankan dan diprediksi akan semakin meluas ke area yang baru seperti perangkat OS X, yang kebanyakan dimiliki oleh para target yang dianggap kaya sehingga lebih menguntungkan penjahat siber. Selain itu perangkat mobile dan Internet-of-Things juga dijadikan target.
  5. Model pembayaran terbaru.
  6. Sistem pembayaran alternatif seperti ApplePay dan AndroidPay serta bursa saham akan menjadi target empuk bagi serangan cyber keuangan dan akan terus dikembangkan oleh para penjahat cyber.
  7. Membocorkan kehidupan pribadi.
  8. Pada 2015 terjadi kenaikan jumlah DOXing, serangan untuk mempermalukan di publik serta pemerasan. Semua orang mulai dari Hactivists hingga negara menggunakan strategi penyebarluasan foto-foto pribadi, informasi, daftar pelanggan, dan kode untuk mempermalukan target mereka. Kaspersky Lab memperkirakan praktik seperti ini masih meningkat secara eksponensial tahun 2016.