twitter  
Profil  

Jumat, 09 Februari 2018 | 10:33 wib
Beramal Sambil Wisata Jadi Tren Traveling Masa Kini
 
Berwisata sambil beramal inilah konsep Pack for a Purpose, kelompok non-profit yang berbasis di North Carolina, Amerika Serikat. Kelompok ini mengajak para wisatawan untuk membawa barang yang akan disumbangkan ke dalam ruang kosong di kopernya. Barang-barang yang bisa disumbangkan dibagi dalam lima kategori, pendidikan, kesehatan, kebutuhan anak, kebutuhan binatang, dan pengembangan ekonomi.

Kata Rebecca Rothney, pendiri Pack for a Purpose, untuk ikut serta dalam program ini para wisatawan bisa masuk ke situs Pack for a Purpose. Di sana, ada banyak pilihan partisipan yang bisa mendistribusikan barang sumbangan ke pihak yang membutuhkan. Ada juga enam partisipan dari Indonesia yang ikut serta. Enam partisipan itu adalah Bukit Lawang - Jungle Trekking, Nihi Sumba Island, Sanak Retreat, Sumatra Adventure Holidays, Tongkonan Layuk Lion, dan Zen Dive Bali. 

Sejak digagas pada 2010, sebanyak 93 ribu kilogram barang sudah disumbangkan ke 60 negara melalui Pack for a Purpose. Tidak ada batas minimal pemberian barang sumbangan, karena Pack for a Purpose tidak ingin turis malah jadi kerepotan membawa barang dalam perjalanannya.

Berwisata sambil berbagi memang menjadi tema besar dari Badan Pariwisata PBB (UNWTO). Imbauan UNWTO itu dikemas dalam kampanye bertajuk 'Travel. Enjoy. Respect'. Satu diantara poin penting dari kampanye tersebut untuk mengajak turis menjadi tamu yang bertanggungjawab. 

Dalam bab 'Menjaga Lingkungan Hidup', beberapa langkah yang dianjurkan bagi turis saat berwisata ialah; menjaga kelestarian alam yang dikunjungi, menggunakan produk yang ramah lingkungan dan hemat energi, hanya mengunjungi kawasan alam yang dibuka untuk umum, serta meninggalkan kesan baik terhadap warga lokal.

UNWTO mencatat, semakin banyak orang yang melakukan perjalanan wisata. Pada 2016, sebanyak 1,24 miliar turis telah berpergian ke berbagai negara. Jumlah tersebut diperkirakan mengalami kenaikan sebanyak 1,8 miliar turis hingga 2030.