Hari Perempuan Internasional 2022: Konsulat Jenderal AS Surabaya Ajak Masyarakat Untuk Mematahkan Bias Terhadap Perempuan bersama 8 Sosok Perempuan Inspiratif
Pada Selasa, 8 Maret 2022, Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya merayakan Hari Perempuan Internasional yang mengangkat nilai-nilai keragaman dan inklusi, serta menegaskan pentingnya pemerataan dan kesetaraan gender. Acara bertajuk “Break the Bias” atau Mematahkan Bias ini diselenggarakan oleh MyAmerica Surabaya, pusat informasi dan kebudayaan tentang Amerika Serikat yang berlokasi di kantor Konsulat Jenderal AS Surabaya, bekerja sama dengan American Corner Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, American Corner Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan American Corner Universitas Pattimura (UNPATTI) Ambon.
Program diskusi daring International Women’s Day Break the Bias ini menampilkan delapan perempuan inspiratif dari seluruh Indonesia di bidang bisnis, olahraga, seni, sains, politik, jurnalisme, disabilitas, dan anti perdagangan manusia, yang berbagi kisah inspiratif tentang mematahkan bias, mempromosikan keragaman, dan memastikan inklusi di bidangnya masing-masing. Acara Live Zoom ini dihadiri lebih dari 100 peserta daring dari seluruh Indonesia.
International Women’s Day “Break The Bias” menghormati kekuatan, keberanian, dan kepemimpinan perempuan dari seluruh Indonesia dan menghadirkan Maria Anityasari (Direktur Global Partnership, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya); Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik (Pendiri dan Creative Director NILUH DJELANTIK Bali); Mutmainah Korona (Pendiri Sikola Mombine dan Ketua Komisi A DPRD Palu); Dellie Threesyadinda (Atlet Panahan & Kepala Bidang Industri Olahraga KADIN Surabaya); Maizidah Salas (Koordinator Pendidikan dan Sosialisasi Serikat Buruh Migran Indonesia dari Wonosobo); Fadriah (Pelukis dari Ternate); Fira Fitri Fitria (Pendiri Organisasi Disabilitas Tuban atau ORBIT); dan Adek Berry (Pewarta Foto Agence France-Presse/AFP Jakarta), yang berbagi cerita tentang upaya mereka untuk mematahkan bias, stereotip, dan diskriminasi terhadap perempuan.
Berbicara soal kesetaraan gender, Ni Luh Djelantik mengatakan "Perempuan setara dan punya kesempatan yang sama tapi tanpa mengecilkan laki-laki. Penghargaan yang kita capai bukan karena gender, but because we earned it". Mutmainah Korona juga berbagi kisah memulai karir sebagai politisi perempuan yang turut hadir dan terlibat dalam kebijakan politik, dalam mewujudkan negara yang responsif dan berkeadilan, sebagai perempuan.
Maria Anityasari mengemukakan terkadang bias terhadap perempuan, apalagi untuk masuk di bidang sains dan teknologi, tidak datang dari luar, tetapi justru dari keluarga sendiri. Sedangkan Adek Berry menjelaskan bahwa di dunia jurnalisme foto seharusnya tidak ada perbedaan gender, karena pada akhirnya hasil foto harus menunjukkan menunjukkan kejujuran dari berita dan bukan siapa dibelakang lensa.
Fira Fitria berbagi pengalamannya dalam memperjuangkan hak penyandang disabilitas, terutama perempuan di Tuban dengan berusaha mempengaruhi kebijakan publik agar dapat membantu kaum difabel. "Dengan semangat yang luar biasa, itu bisa mengalahkan keterbatasan," kata Fira. Sementara itu, Maizidah Salas juga terus memperjuangkan hak-hak buruh migran, terutama perempuan, dan mewujudkan buruh migran yang lebih bermartabat dan sejahtera.
Dellie Threesyadinda bercerita tentang ibunya yang juga seorang atlit panahan dan menjadi inspirasi untuknya berkecimpung dalam dunia olahraga, terlepas dari semua pengorbanan dan kesulitan. Sedangkan seniman Fadriah ingin mendobrak bias terhadap perempuan terutama mengubah standar kecantikan dalam karya-karyanya.
Acara diskusi International Women's Day 2022 Break the Bias merupakan bagian dari peringatan Women’s History Month atau Bulan Sejarah Perempuan di bulan Maret untuk merayakan pencapaian perempuan dan mempromosikan kesetaraan, keragaman, serta inklusi. Selama bulan Maret ini Konsulat Jenderal AS Surabaya, MyAmerica Surabaya, dan American Corners membuat kampanye daring di akun Instagram yang menampilkan pesan-pesan inspiratif dari perempuan-perempuan Indonesia dari berbagai latar belakang profesi.
Penonton dapat juga menyaksikan kembali acara International Women’s Day Break the Bias melalui tautan https://bit.ly/IWDBreaktheBias_MyAmericaSurabaya.
(Naskah & dokumentasi : Konsulat Jenderal AS Surabaya)