Sukses Tekan Stunting, Surabaya Bakal Jadi Percontohan 15 Negara Muslim
|
Berhasil turunkan stunting dari target nasional, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia (RI) menetapkan kota Surabaya sebagai tuan rumah menerima kunjungan dari 15 negara Islam untuk belajar tentang keberhasilan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia.
Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN RI, menjelaskan pelatihan luring kemitraan strategis antara pemerintah dan tokoh agama Islam dalam kesehatan reproduksi, KB, pernikahan dini dan penurunan stunting akan dilaksanakan di Kota Surabaya pada bulan Juli mendatang.
"Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu pusat unggulan BKKBN RI dan memilih kota Surabaya sebagai tuan rumah bagi ke-15 negara tersebut untuk belajar karena angka stunting di Surabaya sangat rendah juga penurunan stunting yang sangat signifikan," ungkap Prof. Damanik di Ruang Sidang Walikota Surabaya, Selasa (7/6/2023).
Soal Indonesia menjadi pilihan untuk dikunjungi, kata Prof. Damanik karena Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar namun program KB-nya berhasil.
Prof. Damanik menjelaskan mereka mengetahui bahwa di Indonesia ada dua organisasi keagamaan terbesar yaitu NU dan Muhammadyah yang sangat mendukung program KB. Sementara di negara-negara tersebut tokoh-tokoh agama memiliki perbedaan pandangan dan saling menghambat.
Ditambahkan Maria Ernawati , Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur pelatihan akan dilakukan dengan dua metode, yang pertama adalah materi yang diberikan di dalam kelas dan kunjungan lapangan. Untuk kunjungan lapangan antara lain RS. Haji, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, Muslimat NU, Pondok Pesantren dan KUA.
"Mohon dukungan Pemkot Surabaya khususnya kultural visit, juga dukungan bis heritage karena mereka senang keliling wisata heritage dengan menggunakan atribut lokal Surabaya. Kami bisa diberikan informasi terkait hal itu, " kata Erna.
Pihaknya juga berharap agar walikota Surabaya bisa berkenan hadir dan menyapa para tamu tersebut pada saat ceremony pembukaan atau pada gala dinner.
"Kami juga mengharapkan Pemkot Surabaya bisa menjelaskan tentang aplikasi sapa warga dan berbagai kiat dan tips menurunkan angka stunting, " ungkapnya.
Menanggapi hal ini, Febria Rachmanita Asisten Administrasi Umum Kota Surabaya menjelaskan Pemerintah Kota Surabaya sangat memperhatikan stunting dengan melibatkan semua unsur dan terus dilakukan pengawasan dan pendampingan kepada keluarga stunting atau keluarga beresiko stunting.
"Kami masih pantau hingga anak pasca terbebas dari stunting jangan sampai anak tersebut kembali mengalami stunting," tuturnya.
Sementara itu, Ida Widayati, MM, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana menyampaikan dukungan penuh pada Juli 2023 mendatang, dimana Kota Surabaya akan menjadi tempat belajar bagi 15 negara Islam untuk belajar KB dan penurunan angka stunting. "Tentu kami senang dan akan mempersiapkan diri sebaik mungkin," kata Ida.
(Manda)