twitter  
Profil  

Rabu, 06 September 2023 | 12:58 wib
Tekan Stunting, Pemkot Surabaya Gencarkan Program Orang Tua Asuh
 

Mencegah dan menurunkan stunting harus dilakukan secara bersama-sama demi mewujudkan cita-cita sumber daya unggul, Indonesia Maju 2045. Salah satu pola yang diterapkan Pemkot Surabaya dengan melibatkan stakeholder melalui program orang tua asuh dalam upaya percepatan eliminasi balita stunting.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya bersama Bunda PAUD Kota Surabaya, Rini Indriyani juga turun langsung di  acara pemeriksaan dan pemantauan program percepatan eliminasi balita stunting yang berlangsung di Kantor PT Terminal Petikemas Surabaya, Selasa (5/9/2023).

Eri Cahyadi bersyukur, karena semua pihak ikut ambil bagian dalam menuntaskan permasalahan di Kota Pahlawan. Hal ini salah satunya ditunjukan oleh PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) yang telah menjadi bagian dalam program eliminasi balita stunting di wilayah Kecamatan Krembangan.

"Saya ingin ini menjadi contoh bagi kecamatan lainnya. Jadi setiap sebulan itu yang menjadi orang tua asuh bisa mengadakan acara untuk melihat apa yang sudah diberikan itu bermanfaat mengubah atau tidak," katanya.

Melalui pola seperti ini, dia berharap, donasi bantuan atau program yang telah diberikan stakeholder itu bisa diketahui bersama progres kemanfaatannya. Jangan sampai, Pemkot Surabaya menerima bantuan namun tidak pernah melaporkan hasilnya. "Karena nanti Insyaallah di akhir tahun akan saya munculkan, misal orang tua asuh balita stunting dari Terminal Petikemas Surabaya itu berapa anak, kemudian yang lulus berapa. Jadi itu akan saya munculkan," ungkap dia.

Menurut dia, informasi ini harus diketahui oleh publik, khususnya masyarakat Kota Surabaya. Bagaimana Pemkot Surabaya dalam menuntaskan permasalahan itu tidak bekerja secara sendiri. Namun juga melibatkan berbagai pihak seperti dalam percepatan eliminasi balita stunting.

 

Sementara itu, Direktur Utama PT Terminal Petikemas Surabaya, Wahyu Widodo mengatakan program percepatan eliminasi balita stunting sudah terlihat hasilnya meski belum tiga bulan berjalan. "Alhamdulillah belum 3 bulan, sudah ada yang lulus 4 anak. Apa yang kami lakukan ini bukan karena kita hebat, tapi karena Allah memberikan kemudahan sehingga kita bisa bersama-sama berkolaborasi," kata Wahyu Widodo.

Selain itu, Wahyu juga memastikan bahwa program percepatan eliminasi balita stunting tersebut inline dengan kebijakan CSR (corporate social responsibility) PT Pelindo. Bagaimana perusahaan tidak hanya sebatas pada tujuan profit, tetapi juga pembinaan terhadap manusianya. "Selain program terkait pemberdayaan, kami juga ada program terkait lingkungan," ujarnya.

Sementara dalam laporannya, Camat Krembangan Kota Surabaya, Harun Ismail menyampaikan, bahwa terdapat 21 perusahaan di wilayahnya yang turut berpartisipasi dalam program percepatan eliminasi balita stunting. Dari jumlah perusahaan yang berpartisipasi tersebut, terkumpul donasi sebesar Rp524 juta. 

Menurut Harun, dari total 21 perusahaan yang terlibat, PT Terminal Petikemas Surabaya merupakan donatur terbesar dalam program percepatan eliminasi balita stunting di wilayah Kecamatan Krembangan. Dimana total donasi bantuan yang disalurkan TPS mencapai Rp125,7 juta. "Ini semakin lengkap, karena Terminal Petikemas Surabaya tidak hanya memberikan uang, tapi kemudian program dimana setiap bulan dilakukan  pemeriksaan dan pemantauan terhadap balita stunting. Jadi ini menurut saya pola yang luar biasa," katanya.

Bahkan, Harun menyebut, meski program eliminasi stunting dari TPS baru berjalan dua bulan, sudah ada 4 balita yang dinyatakan lulus. Dengan demikian, di wilayah Kecamatan Krembangan saat ini tersisa 21 balita stunting dari total sebelumnya 47 balita pada awal Januari 2023.

"Dari 21 balita stunting itu yang bisa kita eliminasi 16 anak, karena yang 5 punya penyakit bawaan. Dengan program orang tua asuh, mudah-mudahan segera cepat. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada PT Pelindo atas partisipasinya yang luar biasa dalam program eliminasi stunting,” kata Harun. 

(Manda)