twitter  
Profil  

Jumat, 03 Mei 2024 | 11:27 wib
Kincir Air Hydro Trashbuster Karya Siswa SMAN 20 Raih Penghargaan Internasional
 

Pemanasan global menimbulkan berbagai permasalahan bagi lingkungan diantaranya penurunan ketersediaan air bersih. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK, 2024) mengungkapkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat. 

Meningkatnya jumlah sungai yang tercemar oleh sampah dan perubahan iklim yang mengakibatkan penurunan ketersediaan sumber air, penting bagi kita untuk mencari solusi untuk mengatasi tantangan ini.

Prihatin dengan masalah global warming, ketiga siswa SMAN 20 Surabaya yaitu Evan Abhaya Bisma, Denis Candrasetya, Alvin Rasyadiansyah membuat solusi inovasi untuk mencari pembangkit listrik yang ramah lingkungan dan sekaligus dapat membersihkan sampah sungai yaitu Hydro Trashbuster. 

Ketiga siswa ini juga meraih medali silver di ajang International Creativity and Innovation Award (ICIA) 2024 kategori Innovation Challenge, Minggu (28/4/2024). Ajang lomba ini diadakan di Thailand secara hibrid dengan waktu persiapan hampir 3 bulan. Mulai dari persiapan pengiriman essay, video, penjurian hingga pengumuman.  

Tiga siswa kelas 10 yang bergabung dalam ekskul Cybertwenty menawarkan solusi sebuah alat sederhana, namun akan memberi dampak besar bagi masyarakat, dan masa depan. Lokasi sekolah SMAN 20 Surabaya yang berhampiran dengan sungai memberikan ide bagi mereka. 

 

“Kami membuat Hydro Trashbuster  dalam bentuk prototipe untuk menyediakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan  dengan memanfaatkan sungai. Hydro Trash Buster dapat mengkonversi energi kinetik menjadi energi listrik. Alat ini juga bisa membantu mengurangi pencemaran sungai dengan cara menangkap sampah sampah yang ikut aliran sungai, “ jelas Evan dari kelas X-4.

“Hydro Trashbuster dirancang dengan sistem penyaring yang mampu menangkap sampah-sampah tersebut tanpa mengganggu aliran air sungai. Setiap kali sampah berhasil ditangkap, beratnya diukur secara otomatis oleh sensor berat yang terpasang pada kincir air. Sampah yang diambil dari sungai akan dapat dipilah dijadikan pupuk atau didaur ulang.  Dengan demikian, Hydro Trashbuster berperan dalam menciptakan lingkungan yang ramah dan bersih, “ tambah Danish dari X-10 yang bertugas membuat komponen elektronika.  

Kincir air Hydro Trashbuster memanfaatkan air sebagai sumber daya terbarukan untuk menghasilkan listrik memberikan solusi terhadap perubahan iklim global yang disebabkan oleh pemanasan global bersumber dari emisi yang dihasilkan batu bara. “Apabila sungai sungai di Indonesia banyak yang  memanfaatkan perangkat Hydro Trashbuster maka akan membantu mengurangi pemanasan global, “ ujar Alvin X-10.  

Menurut Evan, Hydro Trashbuster dibuat menjadi satu  sistem aplikasi mobile yang terbuka bagi masyarakat untuk serta aktif dalam menjaga pelestarian sungai. Karena melalui aplikasi ini akan terlihat data sampah dari sungai per harinya. “Alhamdulillah kami di Cybertwenty jadi apa yang menjadi masalah bisa bertukar pikiran misalkan bagaimana cara membuat aplikasi dan pemograman,” jelas Evan.    

Tentunya ketiganya berharap, melalui inovasi Hydro Trashbuster  semua sungai sungai di Indonesia akan terhubung dan akan mudah diketahui tingkat pencemaran dan perbaikannya dan masyarakat berperan aktif dalam menjaga sungai. “Dengan demikian menjadikan Indonesia kedepannya bersih, sungai terbebas pencemaran dan mengurangi perubahan iklim karena menggunakan alternatif energi yang memiliki yang ramah lingkungan,” ujar Alvin dengan mantap. 

Menanggapi keberhasilan anak didiknya di ajang internasional ini, Dewi Shanti. S Kom selaku pembimbing Cybertwenty menyatakan rasa bangga. “Yang penting proses mereka sudah sejauh ini.  Karena selama proses pembuatan, mereka mempersiapkan secara mandiri, dari ide dan rancangan, membuat dan mengirim video ke penyelenggara  hingga jadi prototipe, membuat aplikasi yang belum pernah mereka kerjakan sebelumnya, bisa dilakukan oleh mereka secara mandiri. Proses secara mandiri inilah yang sangat kami hargai,” ungkapnya.  Dewi  berharap, dengan inovasi dari siswanya ini bisa memberi manfaat kepada banyak orang untuk dikembangkan dan disempurnakan.

(Manda)