Gelar Karya Fotografi Tipografi, Dosen UPN-VJT Ini Dekonstruksi Cerita Sarip Tambak Oso
Lebih dari seratus tahun yang lalu, cerita rakyat Sarip Tambak Oso hidup dan menjadi ikon tersendiri di tengah tradisi masyarakat pesisir Surabaya dan Sidoarjo. Refleksi kisah dari tokoh Sarip Tambak Oso banyak muncul hingga saat ini mulai di panggung-panggung ludruk, novel sastra, hingga karya-karya animasi.
Sarip dalam memori legenda budaya Arek di Jawa Timur adalah seorang sosok pahlawan lokal yang berani menghadapi kezaliman kaum kolonial dan antek-anteknya, meskipun di banyak media terbitan Belanda di tahun 1900-an, Sarip digambarkan sebagai sosok preman yang bengis. Nah, identitas penjahat yang dilekatkan pemerintah kolonial Hindia Belanda ini menyebabkan nilai-nilai dan perbawa positif dari Sarip Tambak Oso kian terkikis.
Mengawali observasi penelitian untuk disertasinya pada tahun 2021, Aryo Bayu Wibisono, dosen desain komunikasi visual, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur (UPN-VJT) yang juga penempuh studi doktoral di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menemukan hal yang menarik di tengah-tengah kehidupan masyarakat Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.
"Hal itu tercermin pada setiap aktivitas sehari-hari masyarakat yang bekerja sebagai nelayan,
petani tambak dan pedagang ikan. Observasi pada perjalanan penelitian menyimpulkan gambaran tiga konsep nilai positif dalam cerita Sarip, yakni semangat, berbakti dan ikhlas," ujarnya. Dia berharap, dekonstruksi cerita rakyat Sarip Tambak Oso ini dapat menguatkan nilai-nilai kehidupan Sarip dalam bentuk yang baru dan inovatif dalam keilmuan fotografi.
Pameran karya disertasi S3 yang digelar di Balai Pemuda Surabaya, Jumat (13/9/2024), dikatakan Aryo Bayu diilhami dari temuannya yang berupa metode OEPI (Outdoor Photography, Editing, Printing, dan Indoor Photography), sebagai metode eksplorasi baru dalam seni fotografi cetak.
Aryo Bayu Wibisono menciptakan lima karya utama dan 21 karya pendukung demi "menghidupkan kembali" Sarip Tambak Oso. Karakter yang unik dan inovatif menjadi dasar bentuk penelitian berbasis penciptaan yang dikembangkannya. Membentuk tipografi yang menghadirkan dimensi baru dalam penggunaan fotografi sebagai medium ekspresi.
"Pendekatan ini tidak hanya menggambarkan keahlian teknis, tetapi juga kemampuan untuk memadukan konteks seni dalam mendekonstruksi cerita Sarip cerita secara kreatif, yang dapat dimanfaatkan oleh dunia pendidikan maupun profesional untuk eksplorasi lebih lanjut dalam dunia fotografi di era modern," tutupnya.