twitter  
Profil  

Senin, 25 November 2024 | 08:20 wib
Ultah Ke-25, Dharma Wanita Persatuan Kota Surabaya Gelar Festival Keluarga Hebat 2024
 

Ibu, dalam rangka memperingati hari ulang tahunnya yang ke-25 sekaligus Hari Pahlawan Nasional, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Surabaya menggelar acara "Festival Keluarga Hebat 2024". Eventnya dilaksanakan di Taman Penitipan Anak Generasi Emas Surabaya (TPA Gemass), di Jalan Sedap Malam, Surabaya, pada Sabtu (23/11/2024).

 

Disampaikan oleh Shinta Setia Ikhsan, Ketua DWP Kota Surabaya, pihaknya sebagai organisasi perempuan mitra strategis Pemkot Surabaya, senantiasa mendukung program pemerintah untuk pemberdayaan anak-anak, perempuan dan keluarga. 

"Jadi hari ini kita menggelar Parenting Class, Story Telling, dan Spelling Bee Competition anak-anak di TPA Gemass. Kita juga menghadirkan para psikolog, di mana para orang tua bisa konsultasi psikologi gratis. Ada juga dokter-dokter anak dari Dinas Kesehatan, jadi bisa konsultasi makanan yang bergizi misalnya," ungkap Shinta Setia.

Khusus untuk anak-anak, Shinta menuturkan, lomba Spelling Bee akan diambil sebanyak 6 anak sebagai pemenang mulai juara harapan 3 hingga juara pertama.

 

"Lomba Spelling Bee ini untuk mengenalkan kepada anak-anak mengucapkan kata-kata sederhana dalam bahasa Inggris. Ada juga sesi story telling, di mana anak-anak juga diajak ikut bercerita. Kita juga kerjasama dengan Gramedia, untuk buku-buku yang disediakan. Jadi, banyak manfaat yang diperoleh (orang tua dan anak) sepulang dari acara ini," jelas Shinta Setia lagi.

TPA Jadi Tempat Yang Paling Ramah Anak

Ketika kami tanya Bu tentang viralnya beberapa kasus kekerasan pada anak yang dilakukan oknum pengasuh TPA (Daycare) seperti di Medan, Pekanbaru dan Depok, DWP Kota Surabaya lewat ketuanya, Shinta Setia Ikhsan, menyesalkan terjadinya tragedi tersebut. Dikatakannya, hal itu mencoreng reputasi TPA sebagai tempat yang semestinya aman-nyaman dan paling ramah anak.

"Dengan adanya kasus-kasus ini yang menyebabkan akhirnya banyak orang tua khawatir untuk menitipkan anaknya. Perlu kontrol dan visit dari pihak yang berwenang, meskipun itu TPA swasta. Alhamdullilah kalau di sini (TPA Gemass) kita disupport banyak OPD (organisasi perangkat daerah) terkait. Misal Dispusip (Dinas Perpustakaan dan Kearsipan), kita disupport buku-buku dongeng. Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dokternya ada. Dari DP3A (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) mereka ada psikolognya. Kemudian Dinas Kebersihan untuk office boy-nya. Terus yang jaga (satpamnya) dari Satpol PP untuk pagi-sore bergiliran," ujar Shinta. 

Perlu diketahui, Bu, DWP Kota Surabaya dipasrahi Pemkot mengelola TPA Gemass. Daycare yang baru beroperasi hampir dua bulan ini, merekrut 4 personel untuk mengasuh sekitar 100 anak usia 0-6 tahun.

 

"Mayoritas masih putra-putri dari ASN (aparatur sipil negara) yang dinas di lingkungan Pemkot Surabaya. Tapi kami juga membuka diri kok menerima anak-anak dari anggota masyarakat pada umumnya," cerita Novana Wendy Brata selaku Sekretaris II DWP Kota Surabaya.

Dilanjutkan Novana, rekrutmen para pengasuh di TPA Gemass di-screening ketat oleh pengelola.

"Kami mendapatkan (sebagian) pengasuh dari lulusan sarjana psikologi dan orang yang biasa mengasuh anak. Jadi ada yang sudah mengerti ilmunya dan sekaligus memang dia juga penyayang anak-anak. Pola pengasuhannya dari hati. Di samping ada waktu untuk bermain di taman bermain sambil sama-sama belajar dan bersosialisasi antar-anak, ada juga jam-jam istirahatnya. Kami membuat bagaimana caranya anak-anak suka (betah) dan mencintai tempat ini," kata dia.

 
Novenda Wendy (kiri) & Shinta Setia Ikhsan (kanan)

Konsep kepengasuhan yang sangat ramah anak inilah, Bu, yang membuat Trini, ibu dari satu balita dan salah seorang ASN di Inspektorat Pemkot Surabaya tertarik untuk menitipkan anaknya di saat dia berdinas.

"(TPA Gemass) ini adalah solusi anak saya bisa saya titipkan. Dekat dengan kantor juga. Bukan hanya sekedar pengasuhan, tetapi anak saya juga mendapat pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Di sini mulai dari sarana-prasarana dan pola pengasuhannya disesuaikan dengan standar dari Kemen PPA. Kemudian kesehatannya terakses dengan Puskesmas Ketabang. Besar harapan kami, anak-anak bisa mendapatkan pendidikan dan pengasuhan berkarakter positif ke depannya," pungkas ASN yang masih berusia muda ini.

 
Trini

(Roni)