twitter  
Profil  

Selasa, 09 Desember 2025 | 10:31 wib
Kolaborasi Stakeholder, SPS Unair Dorong Inovasi di Jatim Jadi Investasi Nyata
 

Ibu, Universitas Airlangga (Unair) melalui Sekolah Pascasarjana (SPS) menginisiasi penguatan ekosistem inovasi di Jawa Timur (Jatim), mendorong kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan pengusaha, agar hasil riset mampu bertransformasi dari sekadar temuan menjadi solusi strategis dan investasi yang menguntungkan. 

Inisiatif ini diwujudkan dalam acara yang bertajuk "Temu Bisnis: Kajian Penguatan Ekosistem Inovasi Daerah sebagai Fondasi Jatim Innovation Connect" yang digelar di ASEEC Tower, Kampus B Unair, Senin (8/12/2025). Acara ini Bu, diikuti oleh ratusan peserta pemangku kepentingan. Forum ini bertujuan menyatukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jatim dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim untuk memetakan tantangan dan peluang hasil riset dan inovasi.

Direktur SPS Unair, Prof. Dr. dr. Achmad Chusnu Romdhoni, Sp.THT.BKL. Subsp.Onk.(K), FICS, dalam sambutannya, menegaskan bahwa pihaknya berorientasi untuk mencetak Collaborative Leadership. "Sinergi triple helix; Unair, BRIDA, dan Kadin adalah kunci untuk melihat situasi riil di Jatim dan menghasilkan rekomendasi serta aksi nyata yang menjawab kebutuhan lapangan," ujar Profesor Romdhoni.

Dalam upaya menghadapi beragam tantangan yang ada, Kepala BRIDA Jatim, Andriyanto, selaku keynote speaker menyoroti hambatan utama inovasi terletak pada kesenjangan antara hulu (penelitian) dan hilir (komersialisasi). "Ada dua permasalahan. Pertama, riset yang dilakukan belum tentu menjawab kebutuhan di lapangan. Kedua, meskipun riset berhasil, percepatan komersialisasinya terkendala regulasi atau investasi," jelas Andriyanto.

 
 
 Andriyanto, Kepala BRIDA Jatim

Dia menekankan paradigma baru, bahwa inovasi harus dipandang sebagai investasi yang tidak distigma sebagai beban anggaran. "Kami berharap Jatim akan menjadi Hub Inovasi Nasional yang agresif, di mana inovasi perguruan tinggi betul-betul bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas," tegas Andriyanto.

Sementara itu Bu, Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Hubungan Antar Lembaga, Fitradjaja Purnama, menguatkan pernyataan Kepala BRIDA Jatim, bahwa hasil inovasi lokal yang bermanfaat bagi masyarakat niscaya bernilai jual. "Kalau punya nilai jual bagi pebisnis bagi dunia usaha, ya pasti kita pakai. Ini bisa menjadi lecutan bagi periset di kampus dan semua inovator, jangan sampai hanya berhenti di atas kertas (sekadar teori dan konsep) saja," ucap Fitra.

 
Fitradjaja Purnama, Waketum Kadin Jatim

Dengan gamblang, Fitradjaja menjelaskan sudut pandang pengusaha ialah untuk mendapatkan keuntungan bisnis. "Jujur saja, inovasi yang sukses itu harus punya mindset bisnis. Dari sisi saya ya itu. Ada market, ada produk, ada finansial. Datangilah korporasi, jadikan sebagai stakeholder penting. Semua harus ketemu. Harus diukur perhitungan bisnisnya seperti apa," tegasnya.

Perlu diketahui Ibu, di samping menggelar diskusi yang dinarasumberi Kepala BRIDA Provinsi Jatim, Wakil Ketua Umum Kadin Jatim dan Wakil Direktur III SPS Unair, Prof. Dr. Suparto Wijoyo, SH., M.Hum, acara ini juga menjadi ajang peluncuran platform online yang dinamakan "Orbit Jatim". Platform ini menjadi penghubung yang agresif antara inventor dan investor, untuk memastikan peta jalan riset dan inovasi menjadi terintegrasi dari segi pendanaan, regulasi, hingga pemasarannya.

 

Selain itu Bu, kegiatan kolaboratif ini juga menggelar pameran mini produk inovasi dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur. 

(Roni)