Kumpul Dongeng Surabaya Nonton Bareng Film Animasi Jumbo
![]() |
Derasnya apresiasi publik terhadap film animasi Jumbo membuat Kumpul Dongeng Surabaya gemas. Sebagai komunitas yang berkecimpung di dunia anak melalui dongeng dan cerita, Kumpul Dongeng Surabaya tentu tak bisa diam saja. Mereka pun mengajak anak-anak nobar alias nonton bareng Jumbo di bioskop pada Minggu (13/4) sore. "Saya sebenarnya sudah antusias sekali sejak awal filmnya tayang. Sayang, waktu itu tidak ada yang disertai teks Bahasa Indonesia di Surabaya," ucap Inge Ariani Safitri, founder Kumpul Dongeng Surabaya, dijumpai di selasar CGV Marvell City.
Mengapa harus disertai teks Bahasa Indonesia? Perempuan yang karib disapa Bunda Inge tersebut menjelaskan bahwa Kumpul Dongeng Surabaya sangat inklusif. Artinya, dia dan para relawan juga terbiasa mendongeng untuk anak-anak tunarungu atau yang biasa mereka sebut Teman Tuli. Karena itu, saat tercetus ide untuk nobar, yang ada dalam bayangan Bunda Inge adalah mengajak Teman Tuli. "Nah, mereka ini kan membutuhkan teks Bahasa Indonesia. Teks itulah yang akan jadi panduan mereka sepanjang nonton film," lanjutnya.
Bukan Bunda Inge namanya jika menyerah begitu saja saat menemui kendala. Karena mendengar bahwa di Jakarta tersedia Jumbo dengan teks Bahasa Indonesia, dia pun kemudian mengontak teman sesama pendongeng di Jakarta. Sang teman, kebetulan hadir dalam premier Jumbo dan punya kenalan orang Visinema, production house Jumbo. Pucuk dicinta, ulam tiba. Melalui sang teman, Bunda Inge lantas request agar disediakan pula Jumbo dengan teks Bahasa Indonesia di Surabaya. "Singkat cerita, kemudian Visinema menyediakannya dan hari ini kami bisa menontonnya bersama di CGV Marvell City," terangnya.
Selain Kumpul Dongeng Surabaya, sedikitnya ada dua komunitas Teman Tuli lain yang juga nobar di Audi #3 pada pukul 14.30 itu. Mereka berasal dari Tatuli (Cerita Teman Tuli) dan Rumah Anak Prestasi (RAP). Selain itu, ada pula sejumlah Teman Tuli yang sudah bukan anak-anak lagi, tapi ikut nobar. "Totalnya ada 164 peserta. Yang dari Teman Tuli ada 78 orang. Sisanya Teman Dengar," kata Bunda Inge. Fransiskus Sakha, salah seorang Teman Dengar yang ikut nobar Jumbo bersama Teman Tuli, mengaku menikmati suasana yang agak berbeda itu. "Tadi aku nangis pas nonton Jumbo. Aku lihat teman-teman lain juga nangis meskipun mereka tidak mendengar suaranya Don atau lagunya Jumbo, tapi hanya membaca teksnya. Seru sekali," ungkap bocah sebelas tahun itu. Minggu sore itu, Audi #3 dan selasar CGV Marvell City menjadi saksi meleburnya perbedaan.
Teman Tuli maupun Teman Dengar sama-sama bisa menikmati Jumbo meski tidak dengan cara yang persis sama. Yang lebih penting, pesan-pesan baik Jumbo tersampaikan secara inklusif seperti yang selama ini dilakukan oleh Komunitas Dongeng Surabaya. Itu selaras dengan lirik lagu Jumbo yang dinyanyikan Bunga Citra Lestari bahwa mendengar tidak selalu dengan telinga, tapi juga dengan hati.
(Press release)