Hal pertama yang harus dilakukan oleh Ibu adalah mengumpulkan semua barang-barang yang ibu miliki di satu tempat. Mulai dari mengmpulkan pakaian, buku, kabel, mainan anak atau barang yang lainnya. Kemudian pilah barang-barang tersebut dengan memilih barang yang ingin tetap disimpan atau dibuang. Hal ini membuat ibu sadar dengan barang-barang yang dimiliki di seantero rumah.

Hal yang kedua adalah merapikan dengan kategori masing-masing barang. Seperti merapikan buku, pakaian, peralatan masak, gudang dan lain-lain. Marie menyarankan untuk merapikan sesuai kategori dan ukurannya. Hal ini dapat membuat tampilan menjadi fresh dan barang sangat mudah untuk dicari.

Dalam memutuskan barang tersebut bisa disimpan atau tidak, ibu bisa melakukannya dengan memegangnya di tangan dan apakah muncul perasaaan senang dan bersemangat terhadap barang tersebut. Dengan cara ini, Ibu bisa merasa senang saat merapikan semua barang.

Ketika kita menetap bersama orang lain, sudah pasti kita akan merasa jengkel saat barang-barang mereka berantakan. Bagi Marie, Ibu tidak perlu bingung dan pusing dengan barang mereka. Ibu hanya fokus saja pada barang-barang milik Ibu dan jadikan sikap Ibu sebagai contoh mereka. Seperti, meletakkan piring kotor ke tempat cuci, meletakkan sepatu ditempatnya, atau memasukkan pakaian yang telah disetrika.

Menurut Marie, Jika ada barang yang masih Ibu sukai dan tidak ingin untuk dibuang, Ibu masih bisa menyimpannya. Karena itu adalah hak Ibu untuk tetap mempertahankan kenangan atau kegunaannya.

Rumah adalah tempat dimana kita berteduh, berlindung, dan mendapatkan rasa kasih sayang. Marie mengajak kita untuk bersyukur dan menghargai apa saja barang yang ada di dalam rumah. Menurutnya semua barang yang kita miliki di rumah sangat bermanfaat untuk kita. Namun dengan kita berterimakasih kepada barang-barang tersebut, rasa untuk melepaskan barang itu akan jadi lebih mudah.