Kasus pelecehan seksual dan persetubuhan yang melibatkan korban anak-anak, meningkat di Surabaya. Sampai bulan ketiga di 2016, sudah ada 23 kasus yang dilaporkan. Jumlah ini lebih banyak dari laporan 2015 yang sebanyak 17 kasus. Dari 23 korban dalam kasus pencabulan ini, tujuh pelaku berstatus masih pelajar dan sisanya 16 pelaku adalah orang dewasa. Sedangkan usia korban termuda, 8 tahun.

Menurut Ajun Komisaris Polisi Ruth Yeni Kanit PPA Polrestabes Surabaya, TKP persetubuhan di tempat umum ini rata-rata terjadi di atas pukul 22.00 WIB. Fakta ini seolah berbicara, semua korban tidak dalam pengawasan orang tua dan lingkungannya.

Secara terpisah, Priyono Adi Nugroho Direktur Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim menegaskan tentang peran orang tua dan keterbukaan komunikasi dengan orang tua. ''Jangan sampai orang tua teledor karena sibuk. Sempatkan ada waktu tertentu untuk duduk bersama. Anak jadikan sahabat, biar anak tidak takut melapor dan bercerita,'' katanya.

Kata Josephine M. J. Ratna, MPsych, PhD, psikolog, memang dibutuhkan strategi dalam berkomunikasi dengan anak. ''Orang tua bisa mengawali cerita hari itu kegiatannya apa, pergi dengan siapa, apa yang terjadi. Kita bisa tanya 'di jam segitu kamu dimana' dengan begitu anak tidak merasa diinterogasi,'' saran Josephine. Berikut kutipan Josephine dalam wawancaranya di SHE and Friends On The Air (18/4).