Komunitas Benik Kelir, Manfaatkan Sampah Kain Jadi Aksesoris Berkelas
Keputusan Neneng Wahyuningsih untuk hijrah dari bisnis asuransi ke bidang handicraft, ternyata berbuah manis. Kegiatan Neneng kini memaksimalkan potongan kain perca sebagai aksesoris cantik yang memiliki nilai ekonomi. Bersama Bunda Prita, Neneng merintis usaha kreatif Benik Kelir.
Berawal dari pertemanan Facebook, Bunda Prita dan Neneng ternyata memiliki kesamaan visi untuk membuat fashion ramah lingkungan dan bisa memberdayakan sesama perempuan. Sampai saat ini Benik Kelir memproduksi corsage batik yang dikombinasi renda dengan harga sekitar Rp 20 ribuan, bando batik yang dijual dengan harga rata-rata Rp 40 ribu, dan kalung perca batik yang dijual dengan harga Rp 100 ribuan.
Menjalankan usaha dengan dua kepala tentu tidak mudah. Untuk menyiasati gangguan komunikasi, Neneng dan Bunda Prita memilih untuk saling melengkapi dan belajar bersama. ''Saya sering memberi masukan di bidang leadership, manajemen keuangan, dan SOP. Dimana ilmu yang kita bisa, saya incharge, tapi kalau saya tidak bisa, saya mundur dan bertanya. Sedangkan Bunda Prita tentang kualitas produksi, pilihan fashion, dan lain-lain,'' kata Neneng saat onair di program Jendela Kreatif (20/3).
Update Required
To play the media you will need to either update your browser to a recent version or update your Flash plugin.