twitter  
Profil  

Paving Blok Dari Sampah Sachet
 

Segala sesuatu ada plus minus, sekalipun sampah. Hal itulah yang disadari oleh Ovy Sabrina founder Rebricks saat menyadari perlahan kondisi ini (permasalahan sampah) tentu semakin membahayakan namun di satu sisi, Ovy merasa ada sebuah peluang.

Pada tahun 2018 dia memberanikan diri mendatangi beberapa bank sampah, mendapati kenyataan bahwa begitu banyak sampah plastik tidak dimanfaatkan, seperti sachet kopi, bungkus mie instan maupun label pada minuman botol plastik. Ovy mulai terpikirkan untuk memanfaatkan sampah plastik itu menjadi paving blok, atau sejenis batako karena instingnya berkata bahwa itu bisa dimanfaatkan kembali. 

Juli 2018, Ovy dan rekannya Novi mencoba mendaur ulang sampah plastik dengan menggunakan berbagai metode yang tentunya tidak mudah dilalui. Sampai suatu hari Ovy bertemu dengan Aris, seorang dosen teknik sipil, yang membantu memberikan masukan kepada dua perempuan itu. Termasuk berbagai teori dalam mengolah sampah plastik sachet saat mendaur ulang untuk dijadikan paving blok.

 

Usaha tidak mengkhianati hasil, terbukti dengan mendapat formula dimana biasanya untuk 20 sachet plastik bekas bisa untuk sebuah paving blok. Urusan kualitas, Ovy dan timnya berhasil membuat paving blok dengan kekuatan 250 kg tiap meter persegi dari hasil tes. Sudah masuk kriteria Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan semua tes dilakukan di Badan Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kementerian Perindustrian.

Awal tahun 2020, Ovy dan rekannya banyak dihubungi beberapa perusahaan besar untuk membeli paving blok dalam jumlah yang banyak. Lalu pada Februari 2020, mereka melakukan pemasaran dan mendatangi Dinas Lingkungan Hidup. 

Sejauh ini, tempat produksi paving blok tetap berada di Jakarta, namun Ovy bermimpi suatu saat usahanya ini bisa tumbuh di seluruh pulau Indonesia yang tentunya dengan bantuan banyak pihak untuk terus berkembang termasuk dengan kampanye sampah daur ulang. 
INSPIRASILAINNYA