Rangkul Surabaya Bagi Solusi Agar Anak Tertib Gunakan Gadget
Ibu pernah tidak merasa pusing karena anak kecanduan gadget? Bagaikan pisau bermata dua, selain membawa banyak dampak positif dan kemudahan bagi kita, gadget memang juga punya dampak negatif, terutama untuk anak-anak bila tidak diarahkan. Mengingat kenyataan tersebut, Relawan Keluarga Kita (Rangkul) Surabaya bersama Jawara Internet Sehat 2022 melalui rangkaian acara Seri Pengasuhan Digital berusaha mengajak para orang tua untuk lebih bijak lagi dalam menggunakan dan memberikan anak gadget. Seri pertama yang bertajuk Anak Tertib Gadget diselenggarakan pada hari Sabtu (10/9/2022) di Hotel Gunawangsa MERR dengan menghadirkan tiga narasumber yaitu Erhantya Gitta Mustika dan Paramita Tri Ratna selaku Pelatih Pendidikan Keluarga, JaWAra Internet Sehat 2022 serta Theodore Baswara yang merupakan Kepala PAUD Anak Ceria UNAIR.
Dalam acara tersebut, pertama-tama Gitta mengajak para orang tua untuk refleksi diri terlebih dahulu. Hal yang menjadi bahan refleksi adalah mengenai bagaimana tindakan orang tua ketika menggunakan gadget dan bagaimana tindakan anak ketika sudah memegang gadget. Harapan Gitta, dengan adanya refleksi diri bersama-sama tersebut, para peserta dapat evaluasi diri, begitu. Gitta juga menjelaskan mengenai beberapa kesalahpahaman orang tua soal gadget, misalnya seperti pemahaman bahwa gadget jadi solusi untuk mengatasi GTM anak, semakin sering anak usia dini menonton gadget sama dengan semakin lancar bahasa asingnya dan menyembunyikan gadget jadi cara efektif agar anak tidak kecanduan gadget. Itu salah kaprah.
Materi kemudian dilanjutkan oleh Mita yang menjelaskan beberapa tantangan anak soal penggunaan gadget beserta panduan orang tua untuk mengatasinya. Mita menjelaskan bahwa tantangan penggunaan gadget tidaklah sama untuk semua tahapan usia anak. Dia mengelompokkan menjadi 3, yaitu tantangan bagi anak usia 2-6 tahun, 7-12 tahun dan 13-18 tahun. Sementara untuk panduannya, ada tiga hal yang jadi kunci utamanya yaitu komunikasi yang efektif dan buat kesepakatan dengan anak lalu juga menjalankannya secara konsisten. Mita juga menyarankan para orang tua untuk menggunakan aplikasi parental control bila diperlukan.
Berbeda dengan Gitta dan Mita yang diberi waktu khusus untuk menyampaikan materi, dalam seri ini Theo lebih banyak ada untuk memberi jawaban dalam sesi tanya jawab. Theo menuturkan bahwa . Panduan yang dapat diterapkan untuk anak-anak antara lain adalah soal screen time dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan WHO (World Health Organization).
Sebagai penutup, Gitta kembali menyampaikan bahwa harapannya setelah sesi pertama tersebut selesai dilaksanakan para orang tua semakin sadar tentang bagaimana penggunaan gadget yang semestinya. Bukan melarang atau menghilangkan gadget tetapi justru fokus pada bagaimana cara menggunakannya secara tertib sebagai pendamping sumber belajar.
Bagi Ibu yang berminat untuk mengetahui lebih banyak hal mengenai pengasuhan digital, masih ada dua seri lagi yang nantinya akan diselenggarakan dan dapat Ibu ikuti secara gratis. Untuk informasi lebih lanjut Ibu bisa kunjungi media sosial Instagram @rangkulsurabaya.
(Anne & Naura Alisa)
Update Required
To play the media you will need to either update your browser to a recent version or update your Flash plugin.