Jazz Traffic Festival Jadi Pertemuan Lintas Generasi dan Genre Musik
Perlintasan budaya dari pertemuan antargenerasi dan genre musik benar-benar ditepati untuk dimunculkan di perhelatan Suara Surabaya Jazz Traffic Festival (JTF) 2024 "Feel The Culture, Create The Memories".
Ambil contoh semisal di sesi-sesi akhir performa musik di hari kedua di lokasi stage MLDSpot, para penikmat musik ambyar (dangdut koplo Jawa) terlihat antusias bergoyang dan bernyanyi mengikuti satu demi satu lagu yang dilantunkan Ahmad Ridho Nugroho alias Masdddho. Tampilan penyanyi lagu "Kisinan 2" yang viral di TikTok itu langsung ditutup oleh geberan house music Jawa oleh Mr. Jono-Joni dengan dukungan lighting memukau yang membuat pengunjung JTF 2024 semakin "panas" berjoged-ria.
Begitu juga dengan penikmat genre musik selain jazz, semisal rock 'n roll yang dimanjakan dengan gaharnya tampilan The Changcuters di hari pertama. Changcut Rangers (fans The Changcuters) seolah rela untuk "gila-gilaan" berlompatan di atas tempat berdirinya, ketika band asal Bandung itu sempat memunculkan Armand Maulana sebagai additional vocalist. Armand Maulana, vokalis band legend Gigi didatangkan khusus di JTF Surabaya menyanyikan beberapa lagu menggantikan Tria, sang vokalis utama. Kata Kapten Qibil (lead guitarist) di atas stage, Tria masih dalam pemulihan kondisi kesehatan ketika Agustus lalu kabarnya sempat drop karena gangguan jantung.
"Suara hati" generasi X dan kaum milenial terwakili dengan mainnya beberapa artis dan band jazzy dan pop seperti Maliq & D'Essentials, Yovie & Nuno, Tompi, Kahitna, Barry Likumahuwa & The Rhythm Service, The Bakuucakar, Mocca, Reality Club, Trisum dan Vina Panduwinata & Fi(e)ry, dll. Trisum yang digawangi tiga gitaris jazz legend Indonesia, yaitu Dewa Budjana, Tohpati dan Balawan juga sempat menghipnotis penonton di panggung Freeport Indonesia.
Sementara Jamie Aditya, sebagai salah satu ikon era tahun '90-an pun berhasil membuat para penontonnya mengangguk-anggukkan kepala mengikuti irama, sekaligus sesekali tersenyum melihat aksinya yang kocak saat di atas Bus Stage di area F&B yang vibes-nya lebih terlokalisir dan nyaman. VJ Jamie Aditya bersama band pengiringnya memainkan beberapa komposisi bergenre swing blues.
Gen-Z kota Surabaya di JTF 2024 seolah juga tersihir dengan hadirnya deretan musisi kekinian yang inovatif dengan karya mereka masing-masing, semisal band Suara Kayu yang tampil mendayu-dayu di atas pentas BRImo Stage. Belum lagi performa Nadin Amiza, Sara Fajira-Eddie Triplex, Coldiac, Raditya Mahendra, Dere, NonaRia, Echa Soemantri & Friends, duaEmpat, Ardhito Pramono, The Lantis, dsb.
Musisi-musisi Jawa Timur sebagai tuan rumah event SS JTF 2024 juga tak kalah untuk turut unjuk aksi. Celia Noreen, The Skuy, Naomi Olivia, Danyannisa, Dava Giustizia, Jazz In Gresik, Kemisan Jazz, Easymusiq, dan Fusion Jazz Community. Band fenomenal dari personel kepolisian Polda Jatim pun, yakni Semeru Police Band juga ikut memeriahkan festival musik ini.
Tanggapan Masyarakat dan Musisi di Jazz Traffic 2024: Seru!!!
Rustam, warga Wonorejo-Rungkut, Surabaya yang datang bersama istri dan dua putranya tampak ikut bergembira di event tahunan ini.
"Seru! Untuk saya yang (sudah) berkeluarga itu secara acaranya juga nyaman, aman. Band-bandnya juga keren-keren. Datang dua hari ke sini tuh nggak bingung. Banyak booth-boothnya, apalagi banyak (booth) yang kuliner juga di pojokan-pojokan," komentar Rustam.
Senada dengan Rustam, warga Lamongan, Dita, mengkhususkan waktunya berdua dengan sang suami untuk menikmati suasana meriah di Jazz Traffic Festival tahun ini.
"Nonton acara ini buat dua hari. Hampir semuanya stage saya tonton untuk ngincerin penampilan musisi favorit. Yang pasti Maliq (and D'Essentials) yang paling diincer. Keren semua, luar biasa. Ini tahun kedua kita nonton semenjak pindah ke Jawa Timur," tukas Dita yang juga ternyata pendengar setia program Shecangkir Teh Pagi di SheRadio.
Ardhito Pramono, salah satu musisi Ibukota yang ikut berpartisipasi mengapresiasi festival ini dengan komentar yang hampir sama: seru.
"Acara malam hari ini seru. Jadi tempat silaturahmi antara penyuka musik jazz dan pelaku musik jazz. Jadi rasanya kaya di lebaran gitu, kita semua bisa silaturahmi. Seru banget," tandas Ardhito singkat.
Sesuai Ekspektasi Tagline
Salah seorang penyiar Suara Surabaya yang mengampu program on air Jazz Traffic, Fabian Yudhistira, meluapkan kegembiraannya pula di agenda rutin yang digelar oleh stationnya ini.
"Luar biasa asik untuk warga Surabaya dan semua musisi yang terlibat di acara ini. Thank you, udah bikin pecah di semua stage acara ini. Luar biasa," tukas Fabian bangga.
Melihat antusiasme pengunjung yang selalu menyemut di sekitaran empat stage di Grand City Mall Surabaya, gelaran dua hari JTF 2024, Sabtu-Minggu (14-15/9/2024) terbilang sukses oleh Eddy Prastyo, Editor in Chief Suara Surabaya Media.
"Di hari kedua ini, sedikitnya ada sekitar enam ribu orang ya, massa yang menjadi audiens di event Jazz Traffic Festival. Enam ribu orang ini terbagi sesuai dengan segmen masing-masing. Baik yang di outdoor, di-inside sedemikian rupa inline dengan jumlah massanya. Sementara yang di indoor, karakternya cozy yang (musiknya bisa) dinikmati di dalam ruangan tapi juga memiliki space yang cukup untuk ikut nge-dance bergerak, ikut menyanyi bersama," ujar lelaki lulusan FISIP Unair ini, ketika dijumpai SheRadio, Minggu (15/9/2024).
Berbicara tentang ekspektasi, Eddy Prastyo mengungkapkan, JTF kali ini berjalan sesuai yang di-tagline-kan; Feel The Culture, Create The Memories.
"Sesuai dengan kondisi ekonomi dan ketatnya industri konser musik ya ini masih memenuhi ekspektasi, memenuhi target. Bukan sekedar unsur hiburannya bagi warga Surabaya dan sekitarnya. Yang pasti adalah tantangannya kami berusaha menghadirkan komposisi musik yang balance ya. Mungkin namanya adalah jazz, tapi sebenarnya ini adalah perlintasan budaya, ada pertemuan budaya," beber Eddy.
"Jazz adalah musik universal, ada banyak unsur yang bisa dimasukkan di sana. Dari tempat ini orang bisa engage tidak hanya dengan orang-orang sekitarnya saja. Tapi juga dengan banyak orang lainnya. Pulang ke rumah dengan kondisi (pikiran) yang lebih nyaman dengan membawa banyak memori," pungkasnya.
(Roni)