twitter  
Profil  

Senin, 25 Maret 2024 | 11:25 wib
Egg Banking, Metode Penyelamat Kesuburan Perempuan Usia Produktif
 

Memiliki keturunan menjadi impian setiap orang ya Bu! Ada yang dengan mudah mendapatkan keturunan namun ada juga yang harus berusaha cukup keras untuk mewujudkan impian memiliki seorang anak, karena nyatanya sampai saat ini masalah infertilitas atau gangguan kesuburan masih banyak dialami kaum perempuan.

Namun tidak usah khawatir, ilmu kedokteran selalu menciptakan terobosan baru untuk mengatasi setiap permasalahan kesuburan. Salah satunya adalah egg banking yang bisa dilakukan perempuan diusia produktif.

Dokter Ivan Rizal Sini, CEO dan Founder Morula IVF Indonesia dalam konferensi pers acara Teknologi Female Fertility Preservation di Whiz Luxe Hotel Spazio, Sabtu (23/03) menjelaskan Egg Banking adalah metode penyimpanan sel telur perempuan. “Prosedur pengambilan gamet atau sel telur yang kondisinya sehat, kemudian sel telur itu dibekukan dan disimpan untuk digunakan di masa depan ketika perempuan tersebut telah menikah dan siap hamil,” kata dr Ivan. Selanjutnya, egg banking menjadi solusi tepat bagi perempuan untuk mempertahankan reproduksinya sebelum mengalami indikasi gangguan kesuburan, satu diantaranya disebabkan oleh penyakit kanker.

Hal yang sama juga dikatakan oleh dr. Jimmy Yanuar Annas, Kepala Dokter Obgyn Morula IVF Surabaya. Dokter Jimmy menyebut kualitas sel telur, akan menurun sejalan dengan usia perempuan, dan juga dipengaruhi prosedur medis, seperti operasi atau kemoterapi. “Teknologi egg banking merupakan salah satu bentuk fertility preservation yang dapat membantu perempuan, terlebih yang belum menikah dan mempunyai kondisi medis tertentu untuk merencanakan kesuburannya di masa datang,” kata dr Jimmy.

Terkait dengan proses Egg Banking itu sendiri, Prof Arief Boediono selaku direktur PT Morula Indonesia yang juga hadir dalam acara tersebut turut menjelaskan jika sel telur yang diambil tersebut akan disimpan dalam tabung dengan suhu minus 196 derajat celcius. “Dengan suhu tersebut, sel telur bisa dipertahankan dengan baik hingga sampai pada waktunya diambil untuk dipertemukan dengan sel sperma di luar rahim pada program bayi tabung,” kata Prof Arief.

Sementara sel telur yang disimpan tidak ada batasan waktu penyimpanan karena kualitas sel telur dapat dipertahankan 80 sampai 90 persen dari kondisi yang sama seperti saat sebelum dibekukan.

(Yosan)